Oleh : Khairuddin, S.Ag (Guru Bimbingan Konseling SMAN 2 Tembilahan)
Waktu adalah anugrah yang teramat berharga yang beri oleh Allah kepada setiap manusia, karna waktu yang udah berlalu tidak akan pernah dapat dikembalikan lagi. Setiap manusia mendapatkan alokasi waktu yang sama yakni 24 jam setiap harinya. Apakah waktu yang dianugrahkan tersebut dapat memberi makna dan nilai yang bermanfaat. Yok sebelum terlalu jauh membicarakan tentang manajemen wktu yok..kita lihat defenisi mengenai manajemen waktu, menurut Atkinson adalah keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk uapaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terancana agar individu tersebut dapat memanfatkan waktunya dengan sebaik-baiknya.ada juga yang berpendapat suatu cara untuk mengatur
Setiap manusia diberi waktu dua puluh empat jam setiap hari. Apakah anugerah itu ada maknanya, adakah telah memberi manfaat? Sudahkah diatur agar menjadi bernilai? Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, lihatlah definisinya. Menurut Atkinson, manajemen waktu adalah keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk uapaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terancana agar individu tersebut dapat memanfatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Pendapat lain mengatakan manajemen waktu adalah cara untuk mengatur dan memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk melakukan aktivitas tertentu yang sudah ditargetkan atau di tentukan dalam jangka waktu tertentu dan aktivitas tersebut haruslah diselesaikan.
Dapat disimpulkan dari beberapa difinisi diatas mengenai manajemen waktu adalah kemampuan seseorag memenej waktu yang tersedia dengan benar,terencana sehingga alokasi waktu yang dimiliki bernilai produktif dan bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Di dalam Al-Qur’an, firman Allah SWT peringatan tentang manajemen waktu terdapat dalam surah Al-Ashr yang artinya berbunyi :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Allah bersumpah Demi waktu, sungguh manusia berada dalam kerugian, siapa saja yang dikatakan tidak merugi dalam hidupnya oleh allah yaitu orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (orang yang punya karya dalam hidupnya) serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Secara umum waktu dibagi dalam tiga fase.
Fase pertama, waktu atau masa yang telah berlalu. Waktu yang telah dilewati. Ini menjadi sejarah dan pengalaman bagi seseorang dalam kehidupanya. Waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali!! Tidak seorangpun mampu kembali ke masa lalunya untuk mengobati penyesalan atau kerinduan. Kecuali dalam mimpi dan dalam film Lorong Waktu saja. Hahaa.. Bagaimana jika Anda adalah seorang PELAJAR? Apakah Anda telah membuat prestasi!! Apakah datang ke sekolah hanya untuk menghabiskan waktu itu dengan atau tanpa hasil?? Ini adalah fase dimana seseorang diberi kesempatan melihat kebelakang sejauh mana dia telah memanfaatkan waktunya dengan baik. Prestasi apa yang telah diukir? Dengan modal waktu yang Anda punya, Anda sudah rugi atau untung selama ini?
Fase kedua, waktu sekarang yang sedang dijalani. Anda mesti berhati-hati memutuskan apa yang harus dilakukan agar waktu yang Anda miliki bernilai manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman masa lalu adalah guru yang terbaik agar kita lebih dewasa dalam menjalani waktu saat ini. Sepenggal kutipan yang tidak bisa dianggap remeh,”Penyesalan selalu datang diakhir setelah suatu perbuatan dilakukan”. Maka belajarlah mengatur waktu agar tidak menyesal di kemudian hari. Alokasikan waktu untuk belajar dirumah dan di sekolah dengan baik, membiasakan mengulagi kembali pelajaran dirumah yang diajarkan oleh guru disekolah. Semakin sering mengulagi maka semakin mudah kita memahaminya. Buatlah komitmen dalam memanfaatkan waktu yang tersedia. Kemampuan Anda mengatur waktu adalah gambaran kesuksesan di masa depan, seperti sebuah ungkapan bijak yang mengatakan “Apa yang kita lakukan pada hari ini adalah gambaran masa depan kita”.
Fase ketiga, waktu yang akan datang. Fase saat seseorang akan menuai segala sesuatu yang telah dilakukanya pada masa yang telah lalu maupun yang dijalaninya saat ini. Orang tua selalu menasehati untuk belajar hingga kelak diharapkan menjadi orang yang sukses. Menjadi kebanggaan orang tua adalah suatu masa yang ditunggu. Hasilnya adalah akhir dari perjalanan dua fase masa lalu dan masa sekarang yang telah dilewati. Semoga kita termasuk pada golangan orang-orang yang beruntung. Wallahu’alam bi Sawwab.